Me-Time di Pinggir Pantai Dengan Segelas Teh Hangat

Me-Time di Pinggir Pantai Dengan Segelas Teh Hangat

Pernah nggak sih kamu merasa dunia ini terlalu bising? Kayak pengen berhenti sebentar, tarik napas panjang, dan hanya menikmati momen tanpa gangguan? Nah, rasanya itulah yang saya rasakan waktu memutuskan untuk kabur sejenak ke pantai minggu lalu.

Nggak ada rencana yang terlalu ribet, nggak ada daftar tempat yang harus dikunjungi. Pokoknya cuma saya, suara ombak, dan segelas teh hangat. Kebetulan rumah memang dekat pantai. Belum terlalu ramai orang, masih sepi dan rasanya seperti pantai pribadi kalau datang di waktu yang pas.

Saya sampai sekitar jam 6 pagi. Matahari masih malu-malu keluar dari balik awan, tapi semburat jingganya sudah mulai terlihat. Udara pagi itu, duh, segarnya bukan main. Bau garam khas laut bercampur angin dingin bikin hati langsung tenang.

Bukannya mencari tempat buat foto pinggir pantai yang instagrammable, saya malah berjalan menyusuri pantai sambil mencari spot yang nyaman. Ketemu tempat yang di bawahnya ada batu besar yang rata, pas banget buat duduk. Rasanya seperti menemukan pojokan rahasia di dunia yang hanya milik saya.

Saya gelar alas yang bawa dari rumah, duduk santai, dan merogoh termos kecil dari tas. Teh hangat yang saya bawa langsung menguarkan aroma melati saat saya buka tutupnya. Bayangin ya, angin pantai yang lembut, bunyi debur ombak, terus ada secangkir teh yang masih mengepul hangat di tangan. Sempurna.

Tapi tahu nggak yang bikin makin istimewa? Ternyata saya nggak sepenuhnya sendirian. Di kejauhan, ada seorang bapak nelayan yang sedang membereskan jaring di dekat perahu kayunya. Saya sempat melambaikan tangan dan dia balas dengan senyuman ramah. Beberapa saat kemudian, dia mendekat sambil membawa beberapa ikan hasil tangkapannya.

“Sendirian aja, dek? Lagi nyari udara segar, ya?” tanyanya sambil menurunkan keranjang penuh ikan ke pasir. Saya tertawa kecil dan menjelaskan kalau saya cuma butuh istirahat dari rutinitas.

Bapak itu kemudian cerita sedikit tentang bagaimana dia sering pergi melaut sebelum fajar. Dia bilang, meskipun bekerja keras setiap hari, laut selalu berhasil bikin dia merasa ‘pulang’. Lucu ya, meskipun kita datang ke pantai dengan alasan yang berbeda, ternyata efeknya sama, membawa ketenangan.

Nggak lama setelah ngobrol dengan si bapak nelayan, saya dihampiri lagi, kali ini seorang anak kecil. "Kak, liat kerangku!" katanya sambil memperlihatkan sebutir kerang kecil. Kami berbincang sebentar, dia bahkan ngajak saya ikut cari kerang di dekat ombak kecil. Rasanya jadi kayak balapan kecil-kecilan untuk menemukan kerang paling cantik.

Setelah hampir satu jam duduk-duduk dan ngobrol dengan anak kecil itu, akhirnya saya kembali menyeruput teh yang mulai dingin. Tapi justru karena agak dingin, rasanya jadi lebih lembut, seakan teh itu bersahabat dengan suasana pagi itu. Saat teh saya habis dan matahari mulai naik, saya tahu waktunya kembali ke rutinitas yang membosankan.

Meninggalkan pantai tidak mudah, tapi saya merasa lebih ringan, seperti hidup diberi jeda kecil yang benar-benar berarti. Rasanya momen seperti ini yang sering kita abaikan, ya? Sesimpel secangkir teh dan waktu untuk menikmati Me-Time.

Nggak usah jauh-jauh atau mahal-mahal. Cukup cari tempat di mana kamu bisa duduk tenang dan dengar suara alam. Siapa tahu, selain ketenangan, kamu juga dapat cerita dan kenangan kecil yang hangat, seperti saya dapat dari bapak nelayan dan bocah ceria tadi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak