
Pernah mendengar nama Human Metapneumovirus atau disingkat HMPV? Virus ini baru-baru ini menjadi perbincangan di Indonesia. Ada laporan bahwa sejumlah anak-anak telah terinfeksi virus ini, sementara di belahan dunia lain, seperti Tiongkok, HMPV juga menjadi perhatian.
Namun, apakah hal ini sebenarnya perlu membuat kita panik? Dan apa yang sebenarnya perlu kita tahu tentang virus HMPV?
Human Metapneumovirus atau HMPV bukanlah virus baru. Virus ini pertama kali ditemukan oleh ilmuwan Belanda pada tahun 2001, tetapi sebenarnya ia telah bersirkulasi di dunia bahkan sejak 60 tahun sebelumnya.
HMPV termasuk dalam keluarga virus Paramyxoviridae, sama seperti virus Respiratory Syncytial Virus (RSV), dan biasa menyerang saluran pernapasan. HMPV dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih sering ditemukan pada:
- Anak-anak, terutama di bawah usia 5 tahun
- Lansia, terutama mereka yang memiliki penyakit kronis
- Orang dengan sistem imun yang lemah
Umumnya, infeksi HMPV cenderung ringan dan gejalanya mirip dengan flu biasa. Namun, dalam kasus tertentu, terutama bagi mereka yang termasuk golongan rentan, infeksi ini bisa menjadi lebih serius.
{getToc} $title={Daftar Isi}
Gejala Infeksi Virus HMPV
Gejala yang disebabkan oleh virus HMPV sangat mirip dengan flu, sehingga sering dianggap sepele. Beberapa gejala yang bisa muncul adalah:
- Batuk, baik kering maupun berdahak
- Pilek atau hidung tersumbat
- Demam ringan hingga tinggi
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Mudah merasa lelah
- Kehilangan nafsu makan
Namun, gejala bisa menjadi lebih serius pada golongan rentan, seperti anak kecil, lansia, atau individu dengan sistem imun lemah. Pada mereka, HMPV dapat menyebabkan komplikasi serius seperti bronkiolitis atau pneumonia.
Jika gejala seperti kesulitan bernapas atau nyeri dada terjadi, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.
Bagaimana Virus Ini Menyebar?
Virus HMPV menyebar dengan cara yang mirip dengan virus flu lainnya. Penularannya terjadi melalui:
- Droplet: Percikan air liur atau cairan dari batuk dan bersin seseorang yang terinfeksi.
- Kontak dengan benda terkontaminasi: Pegangan pintu, mainan, atau permukaan lain yang terkena droplet bisa menjadi sumber penularan.
- Kontak langsung: Berdekatan atau berjabat tangan dengan orang yang terinfeksi.
Meskipun penularannya cukup mudah, virus ini tidak seberbahaya COVID-19, terutama karena daya tahan tubuh manusia telah mengenal virus ini sejak lama.
Haruskah Kita Panik?
Menurut Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, masyarakat tidak perlu panik. Human Metapneumovirus bukanlah virus yang baru. Sistem kekebalan tubuh kita, terutama pada orang sehat, biasanya mampu melawan virus ini tanpa masalah.
Selain itu, kebanyakan infeksinya bersifat ringan dan sembuh sendiri. Meski begitu, kewaspadaan tetap penting, terutama untuk melindungi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Cara Pencegahan Infeksi Virus HMPV
Seperti halnya penyakit yang menyerang pernapasan pada umumnya, menjaga pola hidup bersih dan sehat adalah langkah utama untuk mencegah penyebaran HMPV. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan:
- Cuci Tangan Secara Teratur: Gunakan sabun dan air mengalir, terutama setelah berada di tempat umum atau kontak dengan orang sakit.
- Hindari Kontak dengan Wajah: Usahakan untuk tidak sering-sering menyentuh mata, hidung, dan mulut, terutama jika tangan belum bersih.
- Gunakan Masker: Jika kamu merasa tidak enak badan atau berada di keramaian, masker dapat membantu mencegah penularan dan penyebaran virus.
- Jaga Pola Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, dan cukupi waktu istirahat untuk menjaga daya tahan tubuhmu tetap prima.
- Ventilasi yang Baik: Pastikan rumahmu memiliki sirkulasi udara yang cukup agar virus tidak mudah berkembang.
- Etika Batuk dan Bersin: Tutupi mulut dan hidung menggunakan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
Dengan langkah-langkah ini, risiko penularan virus HMPV dapat diminimalkan.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terinfeksi?
Jika kamu atau anggota keluarga menunjukkan gejala HMPV, jangan langsung panik. Langkah-langkah sederhana seperti istirahat yang cukup, minum cairan hangat, dan menggunakan pelembab udara (humidifier) sudah cukup untuk mengurangi gejala.
Namun, jika gejala tidak membaik lebih dari 10 hari atau muncul tanda-tanda serius seperti sesak napas yang parah, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan diagnosis lebih lanjut.
Mengapa Human Metapneumovirus Jadi Perhatian?
Adanya laporan peningkatan kasus HMPV di negara subtropis seperti Tiongkok, terutama saat musim dingin, membuat perhatian pada virus ini meningkat. Namun, data menunjukkan bahwa virus ini menempati urutan prioritas yang rendah dibandingkan jenis flu lainnya.
Penting diingat, pemberitaan tentang virus ini tidak sama dengan COVID-19. Human Metapneumovirus bukan pandemi global, dan kebanyakan kasus hanya membutuhkan penanganan ringan.
Virus HMPV boleh jadi sedang ramai dibicarakan, tetapi dengan kesiapan, kewaspadaan, serta pola hidup yang sehat, risiko dari virus ini dapat ditekan. Ingatlah untuk menjaga kesehatanmu dan keluargamu, terutama mereka yang termasuk golongan rentan.